Potensi Sungai Kombo Mampu Mengubah Pola Tanam Padi Petani Sulteng
By Admin
nusakini.com - Pemanfaatan air sungai sebagai sarana irigasi tentunya menjadi hal yang lumrah. Namun di Kabupaten Toli Toli peran sungai tidak sesederhana itu. Sungai di Kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah ini mampu mengubah budaya para petani dari satu kali tanam menjadi tiga kali tanam.
Seperti di Kecamatan Dampal Selatan yang kebanyakan lahannya berupa sawah tadah hujan dan sawah irigasi sederhana, tim peneliti dari Badan Litbang Pertanian menemukan adanya potensi sumberdaya air yang bisa dimanfaatkan untuk irigasi.
Salah satunya adalah Sungai Kombo yang melewati Desa Kombo mempunyai potensi sumberdaya air dengan debit lebih dari 3000 liter/detik yang mengairi lahan seluas 454 Ha. Selama ini petani bergotong royong membuat bendung sederhana dari tumpukan batu kali untuk menampung air sungai agar dapat dimanfaatkan untuk irigasi lahan sawah tadah hujan di sekitar sungai.
Namun demikian upaya tersebut tidak optimal karena bendung sederhana tersebut selalu rusak ketika terjadi hujan di daerah hulu. Hal ini mengakibatkan lahan tersebut hanya bisa ditanami padi satu kali dalam setahun atau yang biasa disebut dengan IP 100.
Dengan teknologi dam parit serta dukungan anggaran dari Kementerian Pertanian, telah dibangun bendungan di Sungai Kombo sejak Oktober 2017 dan pada bulan Desember ini telah berhasil meningkatkan indeks pertanaman menjadi tiga kali dalam setahun yang menggunakan pola tanam padi-padi-jagung.
Secara ekonomi, pembangunan dam parit atau bendungan ini tambahan produksi yang diperoleh dalam satu tahun menjadi sebesar 7.380 ton gabah kering panen yang setara dengan Rp. 2,7 trilyun, jelas Prof. Dr. Dedi Nursyamsi Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian.
Secara keseluruhan, potensi sumberdaya air permukaan di Kabupaten Toli Toli yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian dengan konsep dam parit/bendung tersebut mempunyai penyebaran yang cukup banyak.
Sehingga apabila dapat dibangun dam parit/bendung di wilayah tersebut akan mampu mengairi lahan sawah yang selama ini hanya menggantungkan sumber irigasi dari air hujan, yang pada akhirnya dapat menjamin peningkatan produksi padi dan atau palawija serta meningkatkan kesejahteraan petani. Konsep dam parit/bendung ini juga dapat di replikasi untuk wilayah Provinsi Sulawesi Tengah yang mempunyai karakteristik hidrologi yang hampir sama dengan sungai-sungai yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) wilayah Dampal Selatan. (pr/eg)